TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Gambar 2.4 Teori Belajar Konstruktivisme
Sumber : https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teori-belajar-konstruktivisme
Assalamu'alaikum Wr. Wb. 🙏🏻
Hallooo everyone!!! 👋🏻👋🏻
Disini saya sedikit melanjutkan memberikan informasi terkait Teori Belajar Konstruktivisme. Selamat membaca! 💖
A. Pengertian Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivis sudah menjadi teori yang terkenal dalam dunia pendidikan. Konstruktivisme menurut bahasa artinya konstruktif. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme merupakan upaya mengkonstruksi budaya hidup modern. Berdasarkan penjelasan di atas, konstruktivisme pada hakikatnya merupakan teori konstruktif, yang membangun keterampilan dan pemahaman dalam proses pembelajaran. Sebab, melalui sifat konstruktifnya, kegiatan siswa diharapkan dapat meningkatkan kecerdasannya.
Teori belajar konstruktivisme bersifat generatif karena mengakui peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri. Dalam pendekatan konstruktivisme, siswa dianggap sebagai pembangun pengetahuan, bukan hanya sebagai penerima informasi. Mereka aktif dalam mengonstruksi pemahaman mereka melalui interaksi dengan lingkungan dan pengalaman pribadi. Dalam proses ini, siswa menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada, membangun konsep-konsep baru, dan membuat makna secara pribadi. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitas, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian, teori belajar konstruktivisme bersifat generatif karena menghasilkan pemahaman yang unik dan khas bagi setiap individu.
Salah satu contoh konkret dari pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah penggunaan proyek atau tugas berbasis masalah. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, siswa diberi tugas untuk merancang dan membangun model bangunan menggunakan kubus. Mereka harus menghitung jumlah kubus yang dibutuhkan, merencanakan desain, dan membangun model tersebut. Selama proses ini, siswa aktif terlibat dalam membangun pengetahuan mereka sendiri tentang volume, perbandingan, dan pemecahan masalah matematika. Melalui tugas ini, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan relevan secara pribadi. Pendekatan konstruktivisme memungkinkan siswa untuk mengaitkan konsep matematika dengan pengalaman nyata dan menerapkannya dalam konteks yang bermakna bagi mereka.
Contoh lain dari pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah penggunaan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok, siswa diberi kesempatan untuk berbagi pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan mereka dengan teman sekelas. Mereka bekerja sama untuk memecahkan masalah, menganalisis situasi, atau menjawab pertanyaan yang diberikan. Melalui diskusi ini, siswa secara aktif terlibat dalam membangun pemahaman mereka sendiri dan saling belajar dari perspektif yang berbeda. Mereka dapat mengajukan pertanyaan, berdebat, dan mencari solusi bersama. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan kerjasama. Diskusi kelompok juga memungkinkan siswa untuk mengaitkan konsep pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari mereka, membuat pembelajaran lebih bermakna dan relevan.
B. Tokoh Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme sebagai aliran filsafat telah memberikan dampak besar terhadap konsep sains, pengetahuan, pembelajaran, dan teori pembelajaran. Konstruktivisme menawarkan paradigma baru pada dunia pembelajaran. Sebagai landasan paradigma pembelajaran, konstruktivisme menekankan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya mendorong kemandirian belajar siswa, dan kemampuan siswa mengembangkan pengetahuannya sendiri. Tokoh di aliran ini antara lain Vygotsky, von Glasersfeld, dan Vico. Konsep pembelajaran konstruktivisme didasarkan pada karya akademis para psikolog dan peneliti yang mempelajari konstruktivisme. Pakar konstruktivis mengatakan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif ketika siswa mencoba memecahkan masalah di kelas.
Para ahli konstruktivis lainnya berpendapat bahwa, dari perspektif konstruktivis, pembelajaran matematika bukanlah proses "pengemasan'' pengetahuan, melainkan proses pengorganisasian aktivitas, dan aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang didefinisikan secara luas untuk memasukkan pemikiran konseptual. Paradigma konstruktivis ini terletak pada perspektif interpretatif (interpretatif), yang terbagi menjadi tiga jenis: interaksi simbolik, interaksi fenomenologis, dan interaksi hermeneutik. Paradigma konstruktivis dalam ilmu-ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivis, seseorang tidak dapat menggeneralisasi realitas sosial yang diamati seseorang kepada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Namun teori konstruktivis bukanlah teori yang sempurna, hal ini ditandai dengan kritik Vygotsky bahwa siswa harus memperhatikan lingkungan sosial ketika merancang. Vygotsky menyebut konstruktivisme ini konstruktivisme sosial (Taylor, 1993; Wilson, Teslow dan Taylor, 1993).
C. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Konstruktivisme
Kelebihan teori konstruktivisme adalah bahwa itu mempromosikan pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa. Dalam pendekatan ini, siswa terlibat dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan materi pembelajaran dan lingkungan mereka. Ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan relevan bagi mereka. Selain itu, teori konstruktivisme juga mendorong siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam kelompok, dan mencari solusi kreatif.
Namun, ada juga beberapa kekurangan dalam teori konstruktivisme. Salah satunya adalah bahwa pendekatan ini dapat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu karena siswa harus melalui proses konstruksi pemahaman mereka sendiri. Selain itu, pendekatan ini juga menekankan pada peran aktif siswa, yang dapat menjadi tantangan bagi siswa yang lebih pasif atau kurang termotivasi. Terakhir, implementasi teori konstruktivisme dapat membutuhkan sumber daya yang lebih besar, seperti waktu dan materi pembelajaran yang sesuai.
Meskipun ada kekurangan, teori konstruktivisme tetap menjadi pendekatan pembelajaran yang penting dan efektif dalam mempromosikan pemahaman yang mendalam, keterlibatan siswa, dan pengembangan keterampilan kritis.
D. Upaya Pengimplementasian Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
Upaya pengimplemantasian dalam pembelajaran menggunakan teori konstruktivisme adalah dengan mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Berikut ini beberapa ide yang dapat membantu:
1. Aktivitas Kolaboratif
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil atau berpasangan. Mereka dapat berdiskusi, berbagi ide, dan membangun pemahaman bersama.
2. Proyek Berbasis Masalah
Ajak siswa untuk menghadapi masalah nyata dan menemukan solusinya sendiri. Dukung mereka dalam merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan proyek mereka.
3. Penggunaan Sumber Daya Nyata
Libatkan siswa dalam pengalaman langsung, seperti kunjungan lapangan, observasi, atau wawancara. Hal ini akan membantu mereka mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata.
4. Refleksi dan Diskusi
Dorong siswa untuk merenungkan pemahaman mereka dan berbagi pandangan mereka dalam diskusi kelas. Ini akan memperkaya perspektif mereka dan membangun pengetahuan bersama.
5. Pemberian Tantangan
Berikan tugas yang menantang dan membutuhkan pemikiran kritis. Ini akan mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam dan mencari solusi kreatif.
6. Pemberian Umpan Balik
Berikan umpan balik konstruktif kepada siswa untuk membantu mereka memperbaiki pemahaman mereka dan melihat kemajuan mereka.
7. Penggunaan Teknologi
Manfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman siswa dan memberikan akses ke sumber daya yang lebih luas.
Setiap siswa adalah unik, jadi penting untuk mengadaptasi pendekatan konstruktivisme sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
Jadi, kesimpulannya adalah Dalam kesimpulannya, teori konstruktivisme menekankan pada pentingnya siswa secara aktif terlibat dalam membangun pemahaman mereka sendiri melalui interaksi dengan materi pembelajaran dan lingkungan mereka. Pendekatan ini mempromosikan pembelajaran yang bermakna, relevan, dan melibatkan pemikiran kritis. Meskipun ada beberapa kekurangan, teori konstruktivisme tetap menjadi pendekatan pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam dan keterampilan berpikir siswa.
Itu saja dan terima kasih, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb. 🙏🏻

.jpg)

Komentar
Posting Komentar