APRESIASI SASTRA ANAK (PART 2)
Video 1.5 Apresiasi Sastra Anak
Sumber : https://youtu.be/HtXvvPTjtzc?si=a0uNU5Giy1em3-cF
Assalamu'alaikum Wr. Wb. 🙏🏻
Hallooo everyone!!! 👋🏻👋🏻
Disini saya sedikit melanjutkan memberikan informasi terkait Apresiasi Sastra Anak. Selamat menonton dan membaca! 💖
PART 2
D. Jenis Apresiasi Sastra
Jenis apresiasi sastra di SD dibagi menjadi dua yaitu:
(1) Apresiasi sastra reseptif.
Apresiasi sastra reseptif menekankan pada proses penikmatan yang dapat dilakukan melalui kegiatan membaca, mendengarkan dan menyaksikan pementasan drama atau pembacaan puisi.
(2) Apresiasi sastra ekspresif.
Apresiasi sastra ekspresif atau produktif merupakan kegiatan mengapresiasi karya sastra yang menekankan pada proses kreatif dan penciptaan. Menurut (Hartati, 2016) apresiasi produktif dapat dilakukan dengan mengajak siswa menulis dan mendeklamasikan puisi, menulis cerita atau sinopsis cerita, atau bermain drama.
E. Bahan Bacaan Anak
Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan Bahan bacaan anak berdasarkan tahap perkembangannya ada 4 tahapan, sebagai berikut:
a. Bahan Bacaan Anak Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)
Pada tahap ini anak yang masih berusia dibawah 2 tahun, orang tua perlu membiasakan membacakan atau memperdengarkan sesuatu yang sifatnya mendidik untuk si anak. Pada tahap ini anak suka mendengarkan cerita-cerita yang menurutnya menarik sehingga harus lebih berhati-hati dalam memilih bacaan atau memperdengarkan sesuatu.
b. Bahan Bacaan Tahap praoperational (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak-anak yang berusia 2-7 tahun lebih menyukai cerita-cerita bergambar.lebih senang berimajinasi dan menirukan tokoh-tokoh yang disenanginya. Sehingga kita sebagai guru harus bisa membuat buku semenarik mungkin agar minat baca anak pada usia ini meningkat.
c. Bahan Bacaan Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Pada tahap ini, bahan bacaan yang sesuai seperti buku-buku narasi atau buku cerita yang dapat membawa anak memproyeksikan dirinya kedalam waktu dan tempat. Dengan bahan bacaan ini anak bisa melatih keterampilan mengkreasikan imajinasinya dengan cerita-cerita yang ia baca.
d. Bahan Bacaan Tahap Operasional Formal (11-12 tahun)
Pada tahap ini pemilihan bahan bacaan yang sesuai yakni buku-buku yang isinya menceritakan suatu permasalahan yang dapat merangsan pemikiran anak dalam mencari suatu hubungan sebab akibat, dan ditahap ini juga mulai diajarkan tentang puisi baik membaca maupun menciptakannya dalam bentuk puisi sederhana.
1. Karakteristik Bacaan Cerita Anak
Dari segi teknis, buku anak sangatlah penting. Sebuah batu loncatan menuju literasi masa kanak-kanak, dapat membantu mengajarkan dasar-dasar seperti pengenalan huruf dan bagian-bagian buku. Membacakan cerita anak mengembangkan keterampilan motorik halus saat anak membalik halaman dan memperkuat sintaksis dan struktur bahasa. Buku membantu anak-anak mempelajari kata-kata baru dan mengembangkan keterampilan tata bahasa. Tapi buku anak-anak yang benar-benar bagus adalah buku yang moral, cerita, atau karakternya akan dikenang seumur hidup.
2. Jenis- jenis Bacaan Anak
1) Puisi
Apa yang dimaksud dengan puisi? Sudjiman (dalam Nadeak:1985:7) menyatakan bawa “puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi sebagai suatu karya sastra seni terdiri atas berbagai ragam. Waluyo (1987) mengklasifikasi puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan , terbagi atas: puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.
2) Prosa
Apakah prosa sama dengan puisi? Tentu prosa dengan puisi jauh berbeda bentuknya! Surana (1984:105) mengemukakan pengertian prosa sebagai berikut. Bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri atas kalimat-kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya, biasanya ditulis satu kalimat setelah yang lain, dalam kelompok-kelompok yang merupakan alinea-alinea.
3) Drama
Drama merupakan salah satu karya sastra yang dipakai sebagai medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkain dialog antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya bukan untuk dibacakan secara estetis melainkan untuk dipertunjukkan. (Abd. Halik, 2015).
F. Cara Penyajian Apresiasi Anak
1) Menginterpretasikan Literatur
Yaitu untuk menciptakan ketertarikan siswa pada buku, siswa hanya perlu banyak membaca buku. Siswa dapat memiliki kesempatan untuk mendapatka pengalaman secara mendalam dengan buku. Ketika siswa menghubungkan apa yg mereka baca itu dengan latar belakang pengalamannya, mereka dapat menginternalisasikan makna cerita tersebut.
2) Menumbuhkan Kesenangan terhadap Buku
Salah satu cara terbaik untuk membuat siswa tertarik kepada buku menurut Huck (1987) ialah memberi siswa lingkungan yang kaya dengan buku-buku yang baik. Beri mereka waktu untuk membaca atau secara teratur guru membacakan buku untuk mereka. Perkenalkan mereka pada berbagai ragam bacaan prosa dan puisi, realisme dan fantasi, fiksi historis dan kontemporer, tradisional dan modern.
3) Mengembangka Apresiasi
Menurut Huck (1987), terutama kelas-kelas awal,di fokuskan pada tahap pertama yaitu kesenangan yang tidak disadari (unsconscious enjoyment). Jika semua siswa bisa diberi kesempatan menemukan kesenangan terhadap baca, mereka akan bisa membangun dasar yang kokoh bagi apresiasi sastra.
4) Mengembangkan Kesadaran Besastra
Anak-anak yang masih Sekolah Dasar juga harus mulai diajak untuk mengembangka kesadaran pada sastra. Tak dapat dipungkiri bahwa pemahaman literer meningkatkan kenikmatan anak terhadap bacaan (Huck, 1987).
Jadi, kesimpulannya adalah apresiasi sastra anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra anak-anak yang membantu perkembangan emosi anak, membentuk kepribadian, dan menanamkan konsep diri. Apresiasi sastra anak memiliki manfaat dalam melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia, membantu mengembangkan pribadi, dan memperluas dimensi kehidupan dengan pengalaman baru.
Itu saja dan terima kasih, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb. 🙏🏻
Komentar
Posting Komentar